Anak Memberikan Pelajaran Hidup Pada Orangtua

Orangtua masa kini menghadapi tantangan yang sungguh tidak ringan. Anak hidup dalam lingkungan yang tidak menentu dan tanpa aling-aling. Suguhan-suguhan yang penuh dengan kekerasan, seks, sinisme, kekacauan moral. Kemudian pengaruh pada perilaku merekapun membuat urusan rumah tangga yang telah disusun menjadi berantakan, kesibukan lain yang telah direncanakan menjadi kacau, mengganggu waktu tidur orangtua, semua itu menguji kesabaran orangtua. Tekanan ekonomi yang juga menjadi salah satu alasan, alih-alih orang tua berkerja untuk kepentingan anak, tidak dipungkiri ternyata aktivitas bekerja ini cukup banyak memangkas waktu produktif orang tua terhadap anak. Namun bila orangtua menyadari lebih jauh sebenarnya, aktivitas dan proses kehidupan anak-anak bukan hanya menjalankan proses tumbuh kembang anak, tetapi perjalanan tersebut memberi orangtua berlimpah dengan pelajaran hidup.

Perjalanan hidup sebagai orangtua bisa menjadi sebuah perjalanan spiritual yang sarat akan makna serta pengalaman yang dapat memperkaya dan mengubah diri orangtua. Anak menunjukkan kepada orangtua untuk menyadari makna kehidupan yang sesungguhnya. Spiritual disini adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai, moral dan rasa memiliki. Spiritual memberi arah dan arti dalam kehidupan dan kepercayaan bahwa adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari kekuatan diri kita, suatu kesadaran yang menghubungkan diri dengan yang Maha Kuasa

Setiap momen dalam kehidupan orangtua, apapun bentuknya, apakah hal tersebut sepele ataupun sesuatu yang menantang menyimpan hal yang bermakna. Hidup bersama anak memperkaya dan memberikan kesempatan untuk orangtua berubah dan bertumbuh, ini terjadi apabila orangtua mau menyadarinya. Seperti belajar disebuh sekolah kehidupan yang mengajarkan semua pengalaman, memberi pemahaman dan perhatian yang kuat.

Bayi yang baru lahir akan menikmati kehangatan, detak jantung dan gurih susu ibunya. Ini sebuah anugrah yang terindah sekaligus membangun suatu kelekatan secara fisik maupun psikis. Kebersamaan ketika menyusui merupakan bukti cinta dari seorang ibu kepada anaknya. Tetapi ternyata proses ini juga mengajarkan pada ibu pentingnya menikmati ‘sang waktu’, hadir ketika menyusui “saya ada disini bersamamu”

Hidup bersama anak ada hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Kedua situasi ini juga memberikan pembelajaran bagi orang tua. Coba perhatikan, misalnya saat orangtua membawa anak ke kebun binatang untuk mengenalkan berbagai bintang yang ‘dianggap’ orang tua menarik. Harapan orang tua anak akan tertarik dengan singa, monyet, ataupun jerapah, tapi pada kenyataannya anak tidak tertarik, mereka malah mengejar-ngejar burung dara, melihat situasi ini tentu orangtua akan kecewa, namun bagi anak burung dara menarik perhatiannya dan merasakan bukan binatang biasa dan sangat istimewa. Mungkin bagi orangtua hal ini tidak menyenangkan karena berkunjung ke kebun binatang untuk melihat berbagai binatang tapi anak hanya mengejar burung dara. Kalau orangtua mau menyadari apa dibalik perilaku anak, ternyata bagi anak semua istimewa walaupun seekor burung darapun berarti bagi anak. Kalau orangtua menyadari lebih dalam, anak mengajarkan pada orangtua untuk melihat dunia dengan sudut pandang yang baru, jika dilihat lebih dalam kejadian ini adalah sebuah pembelajaran kehidupan yang membuat orangtua berkembang.

Kadang orangtua berharap agar anak berperilaku sesuai dengan target yang sudah dicanangkan orangtua, berharap agar anak mau mengikuti, bila perilaku anak tidak sesuai dengan harapan orangtua yang terjadi rasa tegang, cemas, penuh dengan kemarahan orangtua. Akhirnya orangtua tidak bisa memahami dunia anak dan tidak bisa menikmati kesenangan bersama anak. Bila orangtua mau menyingkirkan segenap harapannya, maka kehidupan orangtua akan menjadi lebih ringan dan lebih bisa menikmati hubungan keluarga dengan menyenangkan.

Silahkan periksa, bila mempunyai pengharapan yang tinggi atas orang lain maupun diri sendiri maka akan menjadi tegang dan kaku serta perasaan takut dan kecewa. Ketika tidak memasang target yang tinggi atau sama sekali tidak berharap, maka akan menjadi lebih santi karena sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan setiap manusia pasti melakukan kesalahan. Inilah nilai kerendahan hati. Hidup dalam beban pengharapan melelahkan bagi setiap orang, khususnya seorang anak kecil.

Bersama anak memberikan kesempatan pada orangtua untuk menyuburkan kesabaran dalam diri, mengasah kecerdasan hati, menemukan makna dalam hidup, tanpa disadari diri ini akan merasakan kebahagiaan dari arah tidak disangka sangka datangnya bila orangtua mau membuka diri, pikiran dan hati dan kesediaan untuk belajar karena banyak hal yang diajarkan anak pada orangtua.

Mari kita perhatikan bersama, seorang insinyur bekerja dengan semen dan metal, dokter dengan sel dan organ tubuh, seniman dengan garis warna dan suara, koki dengan bumbu dan bahan makanan. Mungkin kadang kesadaran diri bahwa sebagai orangtua betapapun membosankannnya dalam mendidik anak, tidak seperti profesi lainnya, namun coba lihat lebih dalam, ternyata banyak hal-hal yang sangat bermakna untuk dipelajari orang tua dari seorang anak. Bagi orangtua menciptakan kehidupan seorang anak, melahirkan, memelihara, mendukung, membantu mengeluarkan potensi diri anak , ini yang disebut seni adi luhung suatu perbuatan yang luhur, mulia dan wajib dipelihara. Hal yang sangat uar bisa maknanya bagi semua umat….. Jadi jika Anda saat ini sudah menjadi orang tua, bersyukurlah, nikmatilah momen ini sebagai suatu kenikmatan belajar kehidupan dari seorang guru kecil bernama “anakku”……