Bahasa dan Cara Berpikir Anak Berbeda dengan Orang Tua

Mendengar, Menyimak, dan Merespon Pertanyaan Anak

 

Bermain lego, salah satu permainan kesukaan Bara. Bentuk, warna dan cara bermain balok lego yang beragam memiliki banyak sisi yang bisa mendatangkan kebaikan bagi Bara. Kreativitas dan imajinasinya semakin berkembang, termasuk cara berpikir, mengingat, penggunaan bahasa, emosi dan sosialnya.

“Andung, lihat ini. Bara bikin bebek” kedua tangannya sambal memegang stik dan memukul-mukulnya di lantai, membayangkan bebeknya sedang berjalan beriringan. Kemudian Andung mendekat, sambal melihat lima bebek yang dibentuk dari lego. Dua lego besar, satu didepan dan satu dibelakang mengapit tiga lego lebih kecil. “Wah, menarik sekali Bara, ini bebek yang sedang berbaris siapa saja?”. Dengan suara lantang Bara bercerita “Ini Ayahnya didepan, lagi memimpin, yang ini ibunya dibelakang sedang melindungi anak-anaknya supaya aman”.

Bara sudah bisa memaknai bentuk bentuk lego yang dibuat, dengan mengenal peran ayah, ibu dan anak dalam keluarga. Darimana mulainya Bara mengenal peran-peran tersebut? Apakah Bara mengenal peran tersebut dari kedua orang tuanya? Ternyata tidak. Bara senang dengan binatang dan suka melihat video, film, foto, bahkan replika binatang melalui media televisi maupun internet. Ibunya mengizinkan Bara melihat berbagai cerita binatang, mulai dari video realis kehidupan binatang atau yang berbentuk cerita kartun anak. Ibunya menuliskan kata kunci binatang yang ingin di tonton “Dinosaurus mah, Ikan Hiu…” dan binatang lainnya. Saat Bara memilih film yang ingin di tonton Ibu selalu bertanya “Bara mau nonton yang mana?”, saat inilah Ibu bisa memperhatikan jenis film yang menjadi perhatian dan ketertarikan Bara, jika pilihannya lebih dari usianya, maka Ibunya memberi penjelasan alasan boleh dan tidak boleh. Film yang boleh ditonton adalah dengan cerita yang ringan dan menyenangkan untuk ditonton, serta sesuai dengan umurnya.

Dinosaurus adalah satu yang disukai Bara. Binatang ini terlihat seru bagi Bara. Dia senang bercerita dan menggambar dinosaurus. Sesekali sembari menonton atau menggambar, ibunya memperhatikan bagaimana Bara memilih melihat film Dinosaurus yang memiliki karakter positif, gagah dan lincah sering menempuh perjalanan panjang yang penuh rintangan. Hal ini sering diceritakan Bara sambil menonton video tersebut.

“Mama, ini yang mana bapaknya? Kalau itu anak anaknya ya?”, sambil menunjuk beberapa Dinosaurus. “Kalau ibunya yang mana?”, lalu kembali mengamati Dinosaurus besar yang sedang berlari-lari mengejar dinosaurus kecil, “Mama, kalau yang ini mereka lagi bermain”. Lalu kembali mengamati cerita dan berupaya menangkap pesannya. Bagi Bara gerak, gambar, lagu dalam film, melihat binatang berlari, melompat, menyanyi sangatlah menarik, walau seringkali video yang ditonton berbahasa asing, hal itu tidak menjadi kendala baginya.

Ibunya tidak secara langsung mengajarkan ayah itu pemimpin, ibu itu melindungi, namun pengetahuan itu diperoleh dari pengamatannya melalui film dan video binatang yag sering dilihatnya. Bara melihat dunia itu dari sudut pandangnya, sebuah pembelajaran kehidupan untuk melihat fungsi dan peran keluarga. Kerapkali orangtua berharap agar anak melihat sesuai dengan sudut pandang orang tua, sehingga akhirnya anak menikmati apa yang sedang ditonton dari sudut pandang orang tua, bukan dari sudut pandangnya sendiri. Sedangkan disisi lain saat menonton, orang tua memiliki kesempatan membangun keingintahuan anak dengan pertanyaan-pertanyaan pemicu untuk menstimulasi keingintahuannya, “mana ayahnya dan mana ibunya?”, “menurut kamu mana yang ayahnya dan yang mana ibunya?”, “kira kira sedang apa ya mereka?”, “ceritanya seperti apa?” Mendengarkan, menyimak, dan merespon pertanyaan anak bisa menjadi momen penting yang memicu kemampuan berpikir kreatif dan kritis anak dan menghasilkan sebuah gagasan “ayah memimpin, dan ibu melindungi”

 

Menanamkan Rasa Beragama

 

Untuk menanamkan rasa beragama pada Bara, Ibunya sering mengutarakan celetukan tentang Allah. Berbagai celetukan dan salah satu yang sering diceritakan pada anak anaknya bila sakit. Pada saat Bara sakit, Ibu bertanya ”siapa yang menyembuhkan kamu Bara?”. ”Dokter” jawab Bara.”Yang menyembuhkanmu Allah, melalui dokter, Allah itu ada dimana-mana dan melihat apa yang kita lakukan, salah satunya saat Bara sakit, Allah juga melihat” jawab sang Ibu kembali.

“Tapi Mah, katanya Allah itu satu, tetapi mengapa Allah bisa melihat kita dimana-mana” tanya Bara kepada ibunya. Seringkali anak akan terus bertanya tentang sesuatu yang semakin abstrak. Aduh, karena bingung bertanyalah Ibunya kepada saya sang nenek yang bisanya dipanggil Andung, “Harus dijawab apa ya?”.

Apa ya jawabannya? karena harus sesuai dengan taraf berpikir anak diusia tersebut. Bagaimana jika kita tanya balik pada Bara, lalu Andung pun mendatangi Bara “ Bara menurutmu bagaimana cara Allah bisa melihat kita dimana-mana?”. Sambil tertawa Bara mengatakan “Mungkin Allah punya CCTV dimana-mana” (CCTV: Closed Circuit Television). Andung dan Ibunya pun tertawa terbahak-bahak, tidak terpikirkan sebelumnya, ternyata jawabannya sesederhana itu.

Bara memiliki gagasan luar biasa, diluar pemikiran kita sebagai orang tua, menghubungkan apa yang dia lihat dan membangun ide dari apa yang dia lihat. “Wah ide Bara keren sekali, iya juga ya, darimana kamu mendapatkan ide itu bahwa Allah punya CCTV dimana-mana” tanya Andung. Namun apapun jawaban yang diutarakan, pada bagian ini poin pentingnya adalah daripada sekedar memberi pujian, mengajukan pertanyaan kembali pada Bara, memberi kesenangan pada Bara untuk semakin berimajinasi atas jawabannya. Mengajukan kembali pertanyaan merupakan sebuah dorongan, penghargaan atau “rewads” bagi Bara. “Wah kamu pintar sekali, bisa punya ide seperti itu”, menumbuhkan kepercayaan diri bahwa pendapatnya dihargai, dan ini merupakan terapi yang luar biasa bagi seorang anak untuk melakukan sesuatu dengan senang. Jika seseorang melakukan sesuatu dengan senang, maka sebuah jaringan baru di otaknya bisa terbentuk, sebuah fungsi dibangun dan sebuah aspek kecerdasan dimunculkan, serta membangun diri yang berharga.