Empati: Menumbuhkan Rasa dalam Diri

😦
“Kenapa kamu tidak bisa mengerti aku”
😞
“Kamu yang tidak mengerti posisi aku”

Percakapan yang seringkali memunculkan perasaan saling tidak mengerti, dan berakhir dengan hubungan yang tidak nyaman satu sama lain.

Sebuah keadaan mental, dimana seseorang merasakan pikiran, perasaan, atau keadaan yang sama dengan orang lain adalah empati.

πŸ’• Empati merupakan cara untuk saling memahami, saling mengerti kondisi, dan saling terkoneksi. Melakukan empati artinya hadir dan saling menjadi jembatan untuk menghubungkan rasa satu sama lain. Saat rasa terhubung maka tercipta suasana yang nyaman dan penuh kehangatan.

Empati seyogyanya ada di dalam setiap diri manusia, hanya saya kadarnya yang berbeda-beda. Empati perlu di asah agar menumbuhkan kepekaan diri untuk melihat tidak hanya dari satu sudut pandang pihak sendiri (saat menyelesaikan masalah) namun juga melibatkan orang lain dalam menemukan penyelesaian permasalahan.

🏠 Pada situasi keluarga misalnya, orang tua menghadapi anak remaja yang tiba-tiba berbicara dengan intonasi tinggi. Orang tua langsung berespon bahwa perilaku tersebut tidak sopan, dan mengingatkan dengan berbagai aturan lainnya “harusnya tidak boleh … ini … itu …”.

Empati akan mendorong orang tua untuk berhenti sejenak saat melihat perilaku tersebut. Lalu berefleksi, jika saya di posisi anak remaja yang tiba-tiba berperilaku tidak baik, biasanya apa yang terjadi?

Oh ya, remaja emosinya belum stabil, meledak-ledak dan biasanya ada suatu kejadian yang mungkin menyebabkan perilaku tidak baik muncul. Fokus terlebih dahulu pada membangun hubungan, yaitu membuat suasana nyaman untuk orang tua dan anak. Mungkin perlu waktu buat semua meredakan emosinya, lalu setelah itu baru kita bicara

🏫 Atau pada situasi di sekolah. Saat harus menyusun materi ajar di kelas guru bisa melakukan empati dengan cara berdiskusi dengan siswa, namun jika dirasa sulit bagi siswa untuk mengutarakan pendapatnya secara langsung, maka guru bisa menggunakan media bernama peta empati.

Peta empati merupakan salah satu alat atau media memahami sudut pandang orang lain dan bisa digunakan dalam jumlah peserta yang banyak (klasikal kelas). Proses empati dalam kelas bermanfaat untuk menyelaraskan rancangan materi pembelajaran dengan kebutuhan siswa.

⏰ Misalnya saat awal kelas, guru memberikan peta empati untuk mengetahui kondisi siswa. Hasilnya diketahui, ternyata siswa tidak hanya ingin mengetahui tentang materi pembelajaran (karena sebagian besar sudah bisa dipelajari sendiri melalui teknologi informasi) namun lebih banyak memilih ingin mengetahui tentang bagaimana cara mengelola diri, diantaranya cara menghadapi kecemasan saat presentasi, cara kerjasama dalam kelompok, mencari ide, atau cara mengatur waktu. Materi-materi ini sangat berkaitan dengan berbagai keterampilan belajar.

Saat keterampilan belajar dibangun, maka bisa mendorong materi pembelajaran diserap lebih cepat.

Jadi melalui peta empati bisa ditemukan jika guru perlu mengintegrasikan materi pengetahuan, materi keterampilan belajar, mengelola diri, dan mungkin memperbarui metode pembelajarannya

πŸ”‰Sederhananya peta empati seperti teknik mendengar aktif mencoba berempati atau memahami masalah dari sudut pandang orang lain, dan menemukan solusi yang sesuai dengan dirinya sendiri.

Jika mendengar aktif berhadapan satu satu dan ada dialog, peta empati dilakukan dengan media kertas kerja, secara klasikal satu kelas, dan tidak ada dialog khusus antar indidu, namun dengan hasil akhir yang sama, yaitu menemukan permasalahan dan solusi dari sudut pandang siswa itu sendiri.

🍡 Setiap kita perlu mencicipi dan melatih rasa ketika berinteraksi dan berelasi dengan orang lain. Saat membangun empati gunakan gumaman empati hm, oh ya … * dan teknik *mendengar aktif, dan tidak menggurui atau tutur-tutur. Coba lakukan dan rasakan apa yang terjadi dalam diri dan lawan bicara kita.

🌻 Saling sambung rasa. Jika sudah “klik” maka akan melatih rasa. Rasa yaitu memahami suasana batin seseorang, saling memahami, saling mengerti kondisi, hati terbuka dan terkoneksi, pesan yang disampaikan langsung menyambung, dan membuka peluang lebih besar untuk merubah perilaku sesuai pesan yang disampaikan.

Sesering apapun pesan yang disampaikan jika hati masih tertutup, maka akan sempit penerimaannya. Begitupula sebaliknya apapun pesan dan nasehat diberikan, kalau hati dibuka terlebih dahulu, maka banyak yang akan diterima.

Empati adalah tentang membangun koneksi, dan refleksi diri lalu berhubungan dengan rasa dalam diri dan menjadi hidup

Karena Rasa adalah pemberian yang Kuasa pada diri kita bahwa kita Hidup

πŸ’‘ Urip iku urup
Orang hidup itu bisa memberi manfaat kepada yang lain, mampu membuat orang sekitar merasakan cahaya hikmah yang dipancarkan

β˜€οΈ Dan urup mesti Urip
Selama nilai cahaya hikmah bisa memberi manfaat kepada yang lain, pasti dia akan selalu hidup dihati orang-orang di sekitarnya … walaupun sudah tiada

πŸ˜‡ Semangat menumbuhkan empati, membangun hubungan, lalu menjadi manfaat dengan diri dan orang lain!

πŸ’
13 Maret 2023