Faktor Ibu
Semua diawali dari sebuah proses membesarkan anak dimana anak sangat tergantung dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang tidak pernah bisa dipenuhi orang lain. Cara Ibu memenuhi kebutuhan atau tidak memenuhi kebutuhan anak akan mempengaruhi anak tersebut sampai dewasa. Jika perlakuan ibu dalam membesarkan anak tidak sempurna, tidak memenuhi kebutuhan secara emosional, dan penuh dengan ketidaknyamanan dalam membesarkan anaknya, sangat mempengaruhi kehidupan anak tersebut sampai dengan dewasa.
Hampir semua anak mengasihi ibunya, namun ada hal yang mengganjal dan menjadi masalah dengannya. Ada sebagian orang menyimpan kenangan-kenangan buruk masa lalu yang masih menghantui dirinya saat ini, dan ada pula sebagian orang yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam berhubungan dengan seorang ibu. Mungkin ada pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik hati tentang perlakuannya dulu. Bagaimana saya bisa memiliki hubungan yang baik dengan ibu saya sendiri, sedangkan terlebih dahulu dia bersikap kasar dengan saya.
Apakah masalah-masalah dalam pekerjaan dan hubungan yang saya alami saat ini terpengaruh dari cara ibu saya membesarkan saya?. Apa yang benar dan apa yang salah dalam cara saya membesarkan anak, dan bagaimana keterkaitan antara masa kecil saya dengan kehidupan saat ini serta bagaimanakah cara yang terbaik untuk membesarkan anak saya saat ini?.
Ada sebagian orang yang sekian lama hidup dalam pergumulan berat berkaitan dengan ibu, karena mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan berkaitan dengan cara dibesarkan oeh ibunya, dengan segala kebaikan dan keburukannya. Ada juga sebagian orang yang melihat banyak mukjizat terjadi bagi mereka yang melihat itu sebagai suatu pelajaran, pemulihan diri, bagaimana memaafkan dan bagaimana mengasihi dan sekarang memiliki hubungan yang lebih berbuah dan berarti dengan ibunya dan akhirnya juga hubungannya dengan orang lain.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dan sekian banyak lagi pertanyaan pertanyaan lainya bukanlah suatu sikap yang tidak positif terhadap seorang Ibu. Allah telah menetapkan keistimewaan pada diri seorang ibu “Hormati ibumu, ibumu, ibumu, baru bapakmu” (Al-Hadist) dan kita diwajibkan untuk tetap menghormati orangtua hingga akhir hayat mereka. Adakalanya terdapat sesuatu perlakuan yang kurang menyenangkan walaupun demikian wajib untuk tetap menghormatinya.
Pada akhirnya menyelesaikan permasalahan dengan seorang ibu, dan bertanggung jawab untuk mengampuni serta memulihkan diri sekaligus menerima bahwa pengalaman hidup tersebut adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus kita pahami dan kita terima apa adanya secara ikhlas serta bertanggung jawab.
Ibu, atau ditinggalkan!
Kedudukan seorang ibu dalam keluarga sangatlah strategis dan mulia, khususnya dalam membangun pribadi-pribadi yang dipercayakan Allah kepada masing-masing keluarga. Namun demikian ada sebagian perempuan yang menyepelekan peran ibu dalam membangun keluarga, terutama dalam membesarkan anak-anak dan mengelola rumah tangganya. Jika direnungkan pekerjaan dan tanggung jawab yang biasa dilakukan oleh ibu, membuatnya menjadi suatu daftar pekerjaan yang panjang, maka barulah disadari betapa banyak tugas yang dikerjakan ibu dan betapa besarnya pengorbanan yang dilakukannya.
Jika disusun daftar “job description” dan “responsibility” yang dapat dilakukan oleh seorang yang bekerja dengan jabatan seorang ibu? Maka hasilnya adalah “luar biasa” kehebatan seorang perempuan yang diciptakan Allah untuk memegang tanggung jawab ini sebagai seorang ibu?
Itulah salah satu penyebab rendahnya kualitas anak usia dini saat ini, disamping pengabaian peran ibu sebagai pendidik pertama dalam keluarga. Saat ini, banyak para ibu yang tidak memahami perannya sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Ada ibu yang mempunyai waktu tetapi tidak mengetahui cara mendidik anak, ada juga ibu yang tidak mempunyai waktu untuk mendidik anak-anaknya karena tuntutan pekerjaan, urusan keluarga, serta aktivitas-aktivitas yang tidak perlu lainnya semua ini disebabkan oleh ketidaksadaran akan perannya sebagai pendidik pertama dan utama.
Apabila hal ini terus berlangsung maka besar kemungkinannya generasi bangsa ini untuk selanjutnya akan memiliki kualitas diri yang rendah. Eksploitasi anak, gaya hidup yang hedonis, pengendalian emosi yang kacau serta kenakalan-kenakalan lainnya dari anak dan remaja mengakibatkan mentalitas yang rendah dan menjadi mudah stres. Mereka tidak akan mempunyai tujuan hidup yang ideal, dan yang paling mengkhawatirkan adalah apa jadinya bangsa ini kelak dikemudian hari.
Doroty Law Nolte dalam puisinya Children learn what they live, menggambarkan bahwa seorang anak belajar dari kehidupannya. Itu sebabnya, jika anak dibesarkan oleh seorang pembantu, maka proses tumbuh kembang mereka pun akan dipengaruhi pula oleh sikap dan perilaku sang pembantu.
Tidak keliru kalau pada saat ini banyak keluarga terhormat yang memiliki anak dengan sikap dan perilaku yang identik dengan pembantu rumah tangganya. Atas dasar itu, barangkali kita semua akan sepakat apabila peran ibu, disamping tentunya pula peran bapak, akan sangat besar artinya dalam memelihara tumbuh kembang anak. Atas dasar itu pula, kita juga akan sepakat bahwa peran penting dan mulia itu tidak begitu saja dapat digantikan dengan kehadiran orang lain. Hal inilah yang menjadi penting dan harus diperhatikan untuk dijadikan suatu bahan kajian sekaligus renungan bagi kita semua.