Kebermaknaan dalam hidup

Hidup berjalan, bepindah dari satu qodar ke qodar lainnya. Berbagai macam kegiatan yang dijalani, dan berbagai keberhasilan yang diperoleh dalam hidup adalah bagian dari qodar yang dilewati.
Bagi Nana, berbicara tentang diri, bukanlah tentang apa yang telah dimiliki, tetapi tentang apa yang telah diberikan dalan hidup bagi orang lain, dan juga untuk menumbuhkan diri sendiri. Sebuah kepuasan batin, ketika makna hidup telah mencapai pada kepuasan untuk memberi.
Salah satu fokus kebermaknaan yang Nana lakukan adalah mengajak kaum perempuan berdaya. Menyelesaikan masalah-masalah dalam hidupnya, bukan untuk menyaingi laki-laki, tapi karena yakin pengaruhnya yang besar bagi kaum perempuan, agar lebih cakap melakukan kewajiban-kewajibannya yang diserahkan alam kepada tangannya. Menjadi ibu pendidik manusia yang pertama dan utama. Bila seorang ibu mau memahami, melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya dalam mendidik dan mengarahkan anak, merupakan kemampuan diri yang menumbuhkan rasa kedamaian hati, perasaan semakin berarti, merasa bahwa semua ini adalah nikmat dari Allah. Kebahagiaan diri diperoleh dengan memanfaatkan semua kekuatan atau potensi diri dalam menyelesaikan masalah-masalah hidup dalam keluarga.
Salah satu tokoh inspirasi bagi Nana adalah Ibu Ainun Habiebie. Seorang sosok wanita penting dibalik kesuksesan Bp Habibie. Ibu Ainun seorang pribadi sederhana, santun pada suami, rela meninggalkan profesinya sebagai dokter untuk mengikuti suaminya menyelesaikan pendidikannya di Jerman, beliau menginspirasi Nana karena kepedulian yang sangat besar terhadap kaum perempuan berdaya menyelesaikan masalah masalah hidupnya sendiri. Pesan beliau pada saya ”Nana ketika kamu aktif di organisasi, anak bersama pembantu tapi jangan lupa kamu didik mereka tentang cara mengasuh anak, karena ketika mereka akan berumah tangga dan mengasuh anak kelak akan menerapkan hal yang sama yang telah diperoleh ketika ikut kamu itu bagian dari ganjaranmu”
Saat tujuan hidup mencapai titik pencarian kebermaknaan, maka disitulah Nana menemukan arti sebagai manusia. Pencapaian kehidupan bukan pada apa yang telah kita terima, namun dari apa yang telah kita ciptakan, dari kebermanfaatan yang telah kita berikan kepada diri sendiri, keluarga dan lingkungan, sebagai bentuk rasa syukur atas kehidupan yang telah diberikan Sang Pencipta, Allah SWT.