Kiriman: Yuning Rahayu (Lampung)
Alhamdulillah setelah saya mengikuti workshop parenting skill saya mendapatkan banyak ilmu pengetahuan bagaimana menjadi ibu yang baik hati, tidak stress karena ulah anak, dan bisa lebih mengerti bagaimana ‘menjinakkan’ anak. Hehe…..
Yang paling saya ingat ucapan ibu Nana saat workshop adalah “bergembiralah menghadapi anak’”. Itu salah satu rumus yang langsung saya terapkan ketika menghadapi anak . Saat itu, Pika anak saya yang mah berumur 6 tahun bilang, “Bu, hari ini saya ga ngaji ya?”.
Biasanya setelah saya mendengar ucapan seperti itu keluar dari mulut Pika, saya langsung memasang wajah sebal, inginnya marah, ngomel-ngomel, berbicara panjang lebar tentang kerugian anak yang malas ngaji, dan ujung-ujungnya Pika tambah bete, merengut alias tambah sebel sama ibunya.
Alhasil, Pika bukannya sadar mau mengaji, tapi malah tambah males untuk berangkat. Kalaupun dia mau berangkat, berangkatnya dengan wajah murung.
Tetapi, saat itu saya tidak seperti itu. Saya memasang wajah gembira sembari berkata, ”Dede’ kan sudah pinter ngajinya, sayang kalo hari ngga ngaji. Yuk, sekarang kita mandi.”
Sambil mandi saya pun mengajaknya menyanyi bersama lagu kesukaannya. Kemudian sambil memperapkan seragam ngajinya saya banyak cerita tentang hal-hal yang menyenangkan. Dan, halnya sangat ajaib.
Ternyata Pika lupa dengan keinginannya untuk tidak berangkat ngaji. Begitu becak jemputannya datang, dengan wajah riang gembira Pika pamit pada saya untuk berangkat ngaji. Tidak lupa dia mencium pipi saya. Melihat itu saya jadi bahagia tiada terkira.
Satu pelajaran yang saya dapat, energi yang saya keluarkan untuk ngomel-ngomel sambil memasang wajah memendam marah itu sama dengan energi yang saya keluarkan saat saya bernyanyi bersamanya, bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan. Tetapi halnya sangat jauh berbeda. 🙂